Aku pernah bertanya pada seorang teman, “Apakah kamu
bahagia?”
Dia menjawab, “Aku bahagia.”
Lalu kutanya
lagi, “Apa yang membuatmu yakin bahwa kamu bahagia?”
Dia menjawab, “Aku bahagia karena masih hidup, punya teman-teman
yang baik dan lingkungan kerja yang menyenangkan.”
Lalu kutanya
lagi, “Apakah arti kebahagiaan bagimu? Apakah jika kamu tertawa
itu berarti kamu bahagia?”
Jawabnya, “Salah satu indikasi
aku bahagia memang ketika aku tertawa, walaupun tertawa tidak selalu
menjadi pertanda bahwa seseorang itu bahagia.”
Aku bertanya pada teman yang lain, “Kamu bahagia?”
Dia
menjawab, “Aku bahagia walaupun apa yang kuinginkan belum
kudapat.”
Dan aku menanyakan pertanyaan itu ke beberapa teman,
Ternyata jawabannya beragam,
Ada yang menjawan begini:“Bahagia dong, kan, aku punya keluarga yang baik, teman-teman
yang setia dan hidup yang menyenangkan..”
Ada lagi yang balik bertanya: ” Kamu lagi nggak bahagia ya Ain, kok, tanya-tanya soal
bahagia….?”
Sebagian menjawab begini:
” Aku bahagia, karena kamu tanya apakah aku bahagia..”
“Aku bahagia karena bisa melihat langit biru dan awan putih yang
begitu indah….”
“Aku bahagia karena akhirnya aku menikah dengan orang yang
kucintai…”
“Aku bahagia karena memang aku ingin selalu bahagia….”
Suatu ketika, karena terinspirasi dari nonton sebuah film, aku sms ke seorang temen:
“Kebahagiaan menjadi sesuatu yang murah bagi anak kecil,
tapi kenapa saat kita tidak kecil lagi, kebahagiaan itu sepertinya jadi mahal”
Dia
menjawab,
“Kita sering kerdil memandang sesuatu. Hingga kebahagiaan hanya kita maknai dari hal yang bersifat materi, padahal bahagia milik siapa aja….
Aku lalu ingat salah satu tulisan Miranda Risang Ayu,
Suatu ketika, dia
dan putri kecilnya sedang duduk berdua. Si kecil yang saat itu duduk di
pangkuanya bertanya:
“Ibu, kasih sayang itu gimana
ya?”
Miranda menjawab: ”Kamu pernah nggak merasa menyayangi
atau disayangi seseorang? atau sekarang kamu sedang merasa disayang
nggak?”
“Iya sih, aku sayang ibu. Tapi kok kasih sayang itu
nggak terasa ya?”
Sambil memeluk putrinya, Miranda berkata: “Ya
begitulah sayang, kita sering (baru) merasakan sesuatu jika sesuatu
itu sudah hilang…”
Di akhir tulisannya, Miranda menulis begini: dan kehilangan kasih sayang sungguh tidak perlu ada
contohnya.
Aku jadi berpikir,
jangan-jangan kebahagiaan juga begitu.
kita
baru merasa sesuatu itu membahagiakan ketika sesuatu itu telah hilang
dalam hidup kita. Bener nggak ya?
……………………………………
Arsip dari blog lamaku "Mahameru", 23 Agustus 2006
Bahagiakah Kamu?
00.48 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 9 Tahun Saya bekerja di (SINGAPORE) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama Majikan saya di Tahun yg penuh berkah ini,
Dan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada MBAH SURYO karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di SINGAPORE dan menang banyak
Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama MBAH SURYO dgn cara tlp di Nomor ;082-342-997-888 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya
Posting Komentar