aini firdaus. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Aku dan Lelaki itu (1)


Posting lagi tulisan lama..
Aku mengenalnya 6 tahun yang lalu. Saat itu aku ikut sebuah acara pelatihan di kampusku. Laki-laki itu awalnya tidak berada di tengah-tengah panitia. Baru hari ke-2 atau ke-3 (tepatnya aku lupa) laki-laki itu memasuki ruang aula tempat acara kami dilaksanakan. Oo mas itu panitia juga tho?
1,5 tahun  setelah kegiatan itu aku sudah aktif di kampus, kuliah, organisasi, naik gunung, bersepeda keliling kampus, asik sekali. Sosok itu hampir terlupakan dalam hidupku. Lalu aku bertemu lagi dengannya dalam sebuah diskusi komunitas. Seorang teman diskusi mengajak laki-laki itu bergabung dalam komunitas kami. Sebuah komunitas berisi beberapa mahasiswa yang mulai ‘jenuh’ dengan hingar bingar organisasi di kampus dan ingin mencoba melakukan program pemberdayaan untuk masyarakat. Itulah awal interaksiku yang lumayan intens dengan laki-laki itu.
Meskipun sudah sering bertemu dalam forum diskusi, laki-laki itu tetap misterius bagiku. Dia begitu unik, pendiam tapi begitu berbicara aku sering ternganga-nganga dengan ide-ide barunya. Dia juga seseorang yang sangat ‘stabil’, rasanya belum pernah sekali-pun aku melihat dia marah –bahkan sekedar menaikkan nada suaranya-, sangat berbeda dengan diriku yang  meledak-ledak. Satu hal yang membuatku sangat tertarik dengan laki-laki itu adalah independensinya. Dia begitu bebas menjadi dirinya sendiri, tidak jarang pendapatnya begitu berbeda dengan banyak teman, pernah juga dia melakukan sesuatu yang bikin banyak orang terheran-heran nyaris  tak percaya. Ya, dia memang special.. tapi tetap saja dia sosok yang begitu jauh bagiku.
Tahun 2003, suatu hari di depan sebuah terminal di sebuah kota di Jawa Timur aku berbincang dengannya. Waktu itu berlima dengan teman satu komunitas kami mengadakan kegiatan di sana. Malam itu hampir 5 jam kami nunggu bis yang akan membawa kami kembali ke Yogyakarta. Hampir 2 jam kami berbicara, sambil berdiri di pinggir jalan. Awalnya cerita tentang kampung kami masing-masing, lalu kami bicara tentang cita-cita akan  masyarakat seperti apa yang ingin kami bangun. Entah kenapa waktu itu aku jadi sangat tertarik dengan laki-laki ini. Bagiku, ide-ide dia tentang komunitas dan masyarakat mandiri sungguh  orisinal.
Setelah malam itu, aku berharap ada kesempatan lain bagi kami untuk melanjutkan perbincangan kami malam itu. Ternyata, kesempatan itu tidak pernah datang lagi.
Waktu terus berjalan, ada banyak hal yang menungguku untuk segera menyelesaikannya. Interaksi dengan teman-teman KKN dan penduduk desa di lokasi KKN seperti memberi kehidupan baru. Paska KKN, skripsi sudah menanti. Jadilah aku punya rutinitas baru, ngubek-ubek perpustakaan, begadang di depan komputer dan terkantuk-kantuk menunggu dosen pembimbing datang. 
Dimana laki-laki itu? Ada kabar dia lagi ada studi banding ke Jerman, beberapa bulan kemudian denger-denger dia ikut seminar ke Vietnam atau kemana gitu aku gak begitu jelas dapat kabarnya. Sepertinya laki-laki itu juga punya kehidupan sendiri yang berbeda dengan kehidupanku.
 Setelah berjibaku hampir 2 tahun, kelar juga skripsiku. Aku mulai banyak memiliki waktu luang lagi dan kuputuskan kembali aktif ke komunitasku dulu dimana aku bertemu laki-laki itu.
Ternyata laki-laki itu juga sudah tidak aktif di komunitasku. Terakhir kudengar kabar dia sudah lulus ujian skripsi beberapa bulan sebelum aku, tapi karena begitu cueknya dia dengan segala aturan kampus, bisa-bisanya dia ketinggalan mendaftar wisuda. Terus kudengar kabar lagi, dia bergabung dengan sebuah LSM dan ikut proyek pendampingan masyarakat di lereng Gunung entah mana, aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas.
Tahun 2005 aku wisuda dan mulai bekerja. Asik juga jadi perempuan lajang dan sudah bekerja. Suka-suka aja mau pake uang gajian buat apapun. Asik juga mau pulang malem-malem, mau pulang sore-sore, mau nginep di rumah temen, Hanya saja aku jadi jarang naik gunung lagi, karena pekerjaanku tidak bisa ditinggal lama..
Terkadang aku masih mampir ke sekretariat tempat komunitasku dulu. Dan sesekali ada kabar tentang laki-laki itu. Kabar yang kudengar dia kerja di sebuah lembaga keuangan syaria’ah. Dia? Kerja di sana? Bagiku terasa agak aneh. Apa, ya, yang dicari laki-laki itu? Kupikir selama ini dia enggak tertarik dengan ekonomi syari’ah. Kata temenku yang  di komunitas, lelaki itu punya idealisme yang ingin dia wujudkan –salah satunya- lewat lembaga syari’ah tempat dia bekerja. Ooo gitu…sedikit masuk akal.
Sampai pada titik ini sosok laki-laki itu semakin terasa ‘jauh’ denganku. Dia punya kehidupan sendiri, aku juga. Kami satu komunitas, sering diskusi bersama-sama teman yang lain, beberapa kali terlibat kerja kepanitiaan bersama, tapi tetap saja aku merasa tidak begitu mengenalnya. Berbeda jauh dengan teman laki-laki yang lain dalam komunitasku itu. Entahlah, aku hanya merasa laki-laki itu menjaga ‘jarak’ dan  begitu asing bagiku…
Waktu terus  berjalan, gempa Yogya 26 Mei 2006 menjadi bagian dari kehidupan yang kulalui. Pengalaman pertamaku menemui korban yang begitu banyak. pengalaman pertamaku juga melihat  mayat-mayat yang ditidurkan berjajar, banyak banget. Lebih dari 50 orang. Sedih melihatnya. Aku yang tidak tergores sedikitpun merasa hampa. Bahkan seharian setelah gempa itu aku enggak bisa makan apa-apa. Bagaimana bisa makan kalau di kanan dan kirimu ada korban yang berlumuran darah, sampai-sampai bau udara pun terasa anyir. Mungkin ini yang dinamakan trauma psikologis.
Yang paling berharga dari musibah gempa itu adalah terjalinnya ikatan persaudaraan yang begitu erat antara aku dan masyarakat –khususnya remaja masjid- sekitar rumah mbakku (tempat aku tinggal setahun terakhir).
Bagaimana kabar laki-laki itu? Salah seorang teman se-komunitas mengabarkan kalau laki-laki itu menerima pekerjaan baru di belahan pulau lain yang jauh sekali dari Yogya. Aku pikir mungkin aku akan kehilangan laki-laki itu selamanya. Entah kapan kami bisa bertemu lagi. Walaupun aku tidak begitu mengenalnya, laki-laki itu adalah sahabat yang baik bagiku…..
Pada suatu hari, aku sedang ada acara dengan para remaja masjid dekat rumah, ketika hp-ku berbunyi, ada sms yang masuk, dan eng ing eng, tak ada angin tak ada hujan, laki-laki itu mengirim sms kepadaku. Menanyakan kabar dan…apakah aku sudah menikah…aku merasa ada yang aneh dengan pertanyaan itu.
Mungkin kamu bisa menduga bahwa sms itu adalah awal dari semuanya. Dan…singkat cerita, aku malah menyusul laki-laki itu ke pulau yang jauh itu, karena,  3 bulan setelah sms itu kami MENIKAH. Yaa benar, laki-laki itu adalah Muhammad Sigit Andhi rahman , yang sebagian teman kami memanggilnya Emsi. Laki-laki itu juga adalah ayah dari bayi kecil berumur 6,5 bulan yang bernama Sofie Hilmia Rahman.
Dan ini adalah bagian hidup yang penuh rahasia itu. Laki-laki asing dan aneh yang kukenal 6 tahun lalu ternyata menjadi laki-laki yang paling kukenal dan menjadi orang paling dekat denganku.
Seringkali aku bilang sama dia: “Mas, aku pengen, deh, nikah lagi…”
Saat wajah laki-laki itu mulai agak mendung aku akan meneruskannya dengan iseng: “aku pengen nikah lagi denganmu, biar kita jadi pengantin baru seumur hidup”..hehehe

7 Juni 2008
Selamat Ulang Tahun Laki-laki ku, I love u so much…  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 9 Tahun Saya bekerja di (SINGAPORE) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama Majikan saya di Tahun yg penuh berkah ini,
Dan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada MBAH SURYO karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di SINGAPORE dan menang banyak
Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama MBAH SURYO dgn cara tlp di Nomor ;082-342-997-888 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini