aini firdaus. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Seri Menjadi Ibu: Kampanye ASI

Posting tulisan lama...


Dokumentasi tulisanku saat-saat awal menjadi ibu....

sumber:asi.png

Semenjak menjadi ‘ibu baru’, banyak wawasan baru yang kudapatkan. Awalnya, kupikir menyusui itu merupakan sesuatu yang alami –karena sudah satu ‘paket’ dengan bayi - , mudah –artinya secara otomatis setiap ibu akan melakukannya-, praktis –kan tidak usah susah-susah cari botol, nuang susu bubuk, mbuka termos dan ngaduk-aduk- dan menyenangkan BAGI SEMUA IBU. 
Namun ternyata tidak semua ibu sepakat dengan hal  itu. Awalnya aku gak begitu aware ketika ibu-ibu di arisan tanya: “Ibu Aini, anaknya minum susu apa?”, kujawab: “minum ASI bu, kan ASI eksklusif sampai 6 bulan”. Lalu ibu ibu bertanya lagi sambil agak heran: “jadi hanya minum air tete’ (maaf) saja?” Aku juga menjawab dengan tak kalah heran: “iya bu, sampai 6 bulan”. Itu pengalaman pertama.

Pengalaman kedua terjadi pas aku ngajak sofie jalan-jalan di sekitar rumah, seorang ibu tetangga rumah Tanya: “Wah anaknya minum susu apa bu?” kujawab seperti penanya pertama dan muncul pertanyaan berikutnya yang gak jauh beda dengan cerita pertama. Aku mulai berpikir: Emangnya siapa yang bikin aturan kalau bayi itu ‘sebaiknya’ minum susu yang ‘bukan ASI saja’.

Pengalaman ketiga terjadi ketika aku datang ke pangajian ibu-ibu se-komplek, terjadi lagi dialog seprti di cerita pertama dan kedua, hanya saja kulanjutkan dengan pertanyaan: “memangnya anaknya ibu dulu tidak minum ASI?” jawab ibu itu: ”anak saya yang pertama kan laki-laki, jadi minum susunya kuat sekali, ASI saya tidak cukup terus saya sambung susu botol, lalu lama-lama air susu saya keluarnya sedikit sekali, jadi terus minum susu botol. Pas anak saya yang perempuan, ASI saya tidak keluar jadi sejak kecil dia minum susu botol.

Aku jadi makin tertarik dengan masalah per-susu-an ini. Lalu aku coba mengumpulkan informasi lebih banyak. dalam berbagai forum dan pertemuan –asal ada ibu lain yang membawa bayi atau ada ibu yang menanyakan perihal sofie- langsung aja aku tanyai soal susu menyusu ini. Hasilnya, aku dapatkan data sebagai berikut:

1. Saat ini sudah semakin jarang ibu menyusui, alasannya:
a. Tidak keluar ASI-nya
b. Bayi tidak bisa menyusu
c. ASI keluar sedikit terus mongering
d. Si ibu bekerja, jadi tidak bisa menyusui bayinya
2. Kalau-pun menyusui, rata-rata tidak melakukan
ASI eksklusif, karena
a.  ASI-nya encer, bayi tidak kenyang
b. ASI yang keluar sedikit, bayi nangis terus karena tidak kenyang
c. Ibu bekerja
3. Ada nilai prestisius yang terkandung dari jenis
susu formula yang diminum si kecil: semakin mahal susu formula-nya, berarti
semakin keren si ibu
4. Sebagian besar ibu beranggapan ‘nilai gizi dan nutrisi’ yang terkandung dalam susu formula itu lebih baik dari ASI makanya lebih
baik minum susu botol aja
5. Adanya anggapan –meski tersamar dan tidak ada yang mengungkapkan secara lisan- bahwa menyusui itu merepotkan, membuat ibu
terikat/tidak bebas dan kurang keren.

NAH LHO, gimana tuh? Dan ternyata data ‘riset-ku’ itu
dikuatkan dengan adanya data di berita seputar hebohnya bakteri Sakazaki, bahwa ibu yang menyusui hanya 39% dari total semua ibu di Indonesia. Dan sedihnya lagi, kebanyakan ibu- yang menjadi ‘responden’ku memilih tidak menyusui karena terpengaruh mitos maupun rayuan para pengusaha susu formula. 

Kenapa mitos? karena memang banyak sekali mitos yang berkaitan dengan susu bayi, di antaranya adalah anggapan bahwa bayi laki-laki minum ASI nya lebih kuat, jadi ASI saja tidak akan cukup. Ini dikuatkan dengan fakta yang menyatakan bayi sering menangis karena tidak/kurang kenyang.
Padahal, dari banyak literatur yang aku baca, 98% ibu bisa menyusui dan jumlah
ASInya pasti SESUAI untuk bayi. Tidak kurang dan tidak lebih. 

Menurut literature itu, bayi yang menangis bukan berarti tidak kenyang, namun karena ada yang membuat dia tidak nyaman. Entah karena dingin, ingin sendawa, mengantuk atau karena perasaan si ibu tengah gundah dan kegelisahan itu 'nyetrum' ke bayinya. Jadi tidak ada hubungannya antara bayi menangis dan tidak kenyang. 

Kalau-pun ada yang mengatakan bayinya menangis, lalu diam setelah diberi susu formula, itu belum tentu saling berkaitan. Bayi sering terlihat menyukai
susu formula karena lebih manis, tapi justru karena itu gak bagus bagus buat
bayi (dalam jangka panjang). Susahnya, mitos ini sudah begitu kuat tertanam
–terutama pada para nenek yang gak pernah kuat mendengar cucunya menangis-. Akibatnya ketika si ibu ‘baru’ masih tinggal bersama sang nenek, kemungkinan si bayi diminumi susu formula lebih besar dibanding si ibu yang tidak tinggal bersama sang nenek.

Parahnya lagi, banyak ibu yang tidak tahu bahwa kandungan susu formula sungguh tidak sebanding dengan kandungan gizi ASI. Ini karena ulah
para produsen susu dan iklan susu formula di televisi nih. Jadinya banyak ibu
muda yang gak yakin bahwa menyusui itu lebih sehat. 

Selain itu, tidak hanya masalah ASI, saat ini banyak orangtua yang bahkan merasa WAJIB memberikan susu (formula) pada anaknya. Di sisi lain, si anak tidak diwajibkan untuk makan sayuran, buah, ikan dan makanan bergizi lain selain susu. Akhirnya, para produsen susu formula menenggak keuntungan dari penjualan susu formula y ang semakin meningkat. Sedangkan kualitas kesehatan anak semakin lama semakin menurun.

ITULAH, makanya sekarang penting banget kita semua lakukan
kampanye ASI. Bagi para ibu, jangan pernah terpengaruh dengan mitos bahwa ASI kita enggak cukup. Seperti di iklan Pr*na**n itu lho: “Semakin banyak kamu (bayi) minum (ASI), semakin banyak ASI Mama”. 
Memahaminya jangan kebalik: “Semakin banyak kamu (ibu) minum (Prenagen), semakin banyak ASI Mama”. 

Dan jangan pernah menyerah kalau ASI nya belum keluar, coba terus dan coba terus, semoga kita tidak termasuk dalam 2 % wanita yang mengalami masalah dengan ASI.

Terakhir, kayaknya perlu deh dibuat semacam “Mother’s
School” yang tujuannya mempersiapkan para calon ibu dan ibu muda agar
mengetahui bagaimana merawat anak dengan baik, mengetahui masalah gizi, nutrisi dan membiasakan hidup sehat dalam keluarga. Tapi, siapa ya yang mau bua sekolah seperti itu?

4 Maret 2008
Habis nonton Healthy Life di Metro edisi “Makanan pengganti Susu Formula yang baik bagi Anak”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 9 Tahun Saya bekerja di (SINGAPORE) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama Majikan saya di Tahun yg penuh berkah ini,
Dan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada MBAH SURYO karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di SINGAPORE dan menang banyak
Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama MBAH SURYO dgn cara tlp di Nomor ;082-342-997-888 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini