aini firdaus. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Review Buku:Musashi (2)



(masih postingan lama: April 2008..)

Musashi-nya keren banget. Aku baru sampai di bagian dimana
Musashi memutuskan untuk bertani. “Aku akan meletakkan pedang untuk sementara waktu dan sebagi gantinya, bekerja dengan cangkul”, ini kata Musashi.

Zen, kaligrafi, seni minum the, melukis dan mengukir patung –
smeua itu bermanfaat untuk menyempurnakan ilmu pedang seseorang. Apakah
menggarap ladang tidak juga memberikan sumbangan pada latihannya? Bukankah
petak tanah luas ini, yang menanti garapan tangan manusia, merupakan ruang
latihan yang sempurna? Dengan mengubah tanah datar yang tidak ramah ia, dapat
memajukan kesejahteraan generasi masa depan. 
Selama ini ia menempuh hidup seperti pendeta pengemis Zen –boleh dikatakan hidup atas perinsip menerima, yaitu tergantung pada makanan, peneduh, dan sumbangan orang lain. ia ingin mengadakan perubahan radikal, karena sudah lama ia menduga bahwa hanya mereka yang benar-benar memahami betapa suci dan bernilai keduanya. …
.tujuan yang henak dicapainya sekarang lebih dari sekedar menghasilkan makanan untuk makannya sehari-hari. Ia mencari makanan yang berfaedah untuk jiwanya. Ia ingin mempelajari arti bekerja untuk hidup, dan bukan sekedar meminta. Ia juga ingin menanamklan jalan pikirannya kepada orang-orang daerah itu. Menurut penglihatnnya, menyerahkan tanah itu kepada rumput liar dan widuri, dan membiarkannya ditimpa badai dan banjir, berarti menurunkan hidup melarat dari generasi satu ke generasi lain, tanpa membuka mata terhadap kemampuan mereka sendiri dan kemampuan tanah sekitar mereka… (hal. 845 dengan judul bab “Sepiring ikan lumpur)

Bagiku, buah pikiran yang ada dalam paragraf-paragraf di atas sunguh luar biasa. Bertani sebagai
bagian dalam meniti jalan Samurai. …Kupikir, Samurai ‘hanya’ berkisar di wilayah ‘pedang dan bertempur mengalahkan lawan’. Ternyata dalam buku ini aku menemukan penjelasan yang mencerahkan.
Jadi inget sosok Katsimoto dalam The Last Samurai. Kerendahan diri untuk selalu belajar dari alam dan manusia lain, disiplin mendidik diri, tidak bergantung pada ‘fasilitas’, mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri, kesediaan untuk selalu meng-evaluasi diri, dan bermanfaat bagi orang lain. kupikir itu nilai-nilai yang terkandung dalam diri seorang Samurai Sejati.

Jadi masuk akal ketika Musashi memilih bertani sebagai salah satu latihannya. Bertani –apalagi di lahan yang ‘terlihat tidak cocok untuk pertanian’ , artinya bersedia bekerja keras mengolah tanah, bersabar ketika menuai bibit dan menumbuhkannya, siap ‘berhadapan’ dengan kehendak alam (banjir dan badai), dan -dalam buku ini cobaan yang paling berat adalah- memiliki mental baja menghadapi cemoohan dan cibiran orang yang menganggap menjadikan lahan ‘itu’ sebagai lahan pertanian adalah sesuatu yang sia-sia. Hanya orang yang bermental bajadan mau bekerja keras saja yang dapat melakukannya. Ini latihan yang luar biasa untuk menjadi seorang Samurai Sejati.

Dan benar-lah, di akhir bab ini,-setelah Musashi mengalami ‘kegagalan-kegagalan’ membangun lahan pertaniannya, dia menemukan pelajaran penting, yaitu menjadi pelayan alam. “Aku mencoba memaksa air mengal ir ke tempat yang kukehendaki, dan memaksa lumpur diam di tempat yang
menurutku memang tempatnya.tapi itu tidak benar. Bagaimana mungkin? Air adalah air, lumpur adalah lumpur, tak dapat aku mengubah hakekat keduanya itu. Yang mesti kulakukan adalah belajar menjadi
pelayan air dan pelindung  tanah”, kata Musashi.

Jangan mencoba melawan jalannya alam semesta. Tapi pertama-tama yakinkan dirimu engkau mengenal jalan alam semesta (tulis Musashi dalam buku catatannya).

Kupikir bab ini perlu menjadi bacaan bagi para pengambil kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan Sumber Daya Alam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Syukur Alhamdulillah di tahun ini Saya mendapatkan Rezeki yg berlimpah sebab sudah hampir 9 Tahun Saya bekerja di (SINGAPORE) tdk pernah menikmati hasil jeripaya saya karna Hutang keluarga Sangatlah banyak namun Akhirnya, saya bisa terlepas dari masalah Hutang Baik di bank maupun sama Majikan saya di Tahun yg penuh berkah ini,
Dan sekarang saya bisa pulang ke Indonesia dgn membawakan Modal buat Keluarga supaya usaha kami bisa di lanjutkan lagi,dan tak lupa saya ucapkan Terimah kasih banyak kepada MBAH SURYO karna Beliaulah yg tlah memberikan bantuan kepada kami melalui bantuan Nomor Togel jadi sayapun berhasil menang di pemasangan Nomor di SINGAPORE dan menang banyak
Jadi,Bagi Teman yg ada di group ini yg mempunyai masalah silahkan minta bantuan Sama MBAH SURYO dgn cara tlp di Nomor ;082-342-997-888 percaya ataupun tdk itu tergantung sama anda Namun inilah kisa nyata saya

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini