sumber:ummi-online.com |
Ini blog Aini Firdaus, wartawan Majalah Ummi. Meski sudah memiliki satu anak, dia masih suka naik gunung, backpaker-an dan nonton film. Tulisan-tulisan ini, bahan perenungan bacaan, oleh-oleh setelah jalan-jalan dan racauan selepas detlen :)
sumber:ummi-online.com |
sumber:elitefiteducation.blogspot |
Esok hari Pilihan Gubernur Jakarta. Hari yang mendebarkan untuk mereka yang menjadi tim sukses salah satu calon. Hari yang menyenangkan untuk para pekerja yang diliburkan atau minimal diijinkan berangkat siang ke kantor. Dan tentu hari yang sibuk bagi para panitia dan saksi perhelatan yang sudah ditunggu-tunggu sekian lama.
Beberapa pekan (atau bulan) terakhir, facebook dan twitter, dipenuhi berita salah satu atau lebih dari enam calon gubernur. Tak sedikit yang menampilkan link berisi calon yang diunggulkan atau berita melemahkan si lawan. Terkadang berita-berita itu sangat menyakitkan dan menyudutkan si calon dan pendukung lawan. Itu dianggap wajar bagi pendukung salah satu calon dengan alasan ingin menyelamatkan para pemilih dari informasi menyesatkan si lawan.
Bagaimana kita harus menyikapi hal ini? Menurutku, ya, seharusnya biasa-biasa saja. Bagiku yang tidak memiliki KTP Jakarta dan tidak terlibat dalam tim kampanye salah satu calon, ini pembelajaran buat kita semua. Bahwa ketika kita ingin mengajukan seorang calon, menurutku, sih, akan lebih baik jika tidak dibarengi dengan menjelek-jelekkan calon lain. Bahwa kita ingin mengunggulkan jago kita, itu wajar dan silakan saja. Bahwa kita akan melakukan persuasi sekuat mungkin agar orang terpengaruh dan ikut pilihan kita, itu memang tugas tim pendukung. Tapi sekali lagi, sepertinya tidak ahsan atau kurang baik jika cara yang dipilih adalah dengan menjatuhkan pihak lain.
Tidak bisakah kita kampanye dengan tidak melakukan hal-hal itu? Bisa menurutku, tapi memang butuh kejernihan dan kebesaran hati. Apakah ini hanya utopia belaka? Tidak juga, menurutku. Karena justru rakyat menunggu dan rindu orang-orang yang jujur dan tidak menghalalkan segala cara dalam mencapai sesuatu.
jadi, selamat memilih, bagi yang memiliki hak pilih. Aku berdoa, Semoga Allah memberikan pemimpin yang terbaik dan amanah untuk Jakarta. Setelah pilgub jangan lagi bertikai, ya, para tim pendukung ! ^_^
Hari ini aku mendapat komentar dari mengenai tulisan-tulisan di blog ini dari pemilik http://feriawan.wordpress.com. Begini isinya,
"Susah menilai blogmu karena hanya berbicara kamu, pengalamanmu dan keluargamu. Orang yang membaca hanya sebagai penonton atau tetangga saja, kurang melibatkan pembaca sebagai pihak yang 'terlibat' dalam setiap tulisan."
Mas Feri, begitu aku memanggilnya, memang sosok yang suka bicara ceplas ceplos. Tapi dia teman (dan senior) yang baik dan suka berbagi. Lihat saja di blog-nya, dia membuat segala macam program dan dibagikannya gratis..
Namun, bukan dalam rangka memuji mas Feri, aku menulis tema ini. Aku sepenuhnya berterima kasih dengan komentar dan saran tentang blog ini. Namun, aku punya alasan mengapa tulisan-tulisan dalam blog ini seperti 'sekedar' cerita ringan, pengalaman pribadi, bahkan terkesan 'buka-buka' rahasia keluarga.
Aku sendiri penikmat tulisan-tulisan di blog. Link yang aku pasang di samping, punya mbak Agnes http://agnes.ismailfahmi.org, trinity http://naked-traveler.com/ dan Pak Roni Yuzirman bukan sekedar kupasang. Tapi aku benar-benar mengikuti tulisan mereka. Kalau ada update-an dari tulisan Trinity, aku akan membacanya sesegera mungkin. Bahkan aku bisa tertawa-tawa saat membaca tulisan-tulisannya mbak Agnes. Begitu juga catatan-catatan Pak Roni.
Nah, aku sendiri penyuka tulisan pengalaman pribadi yang nyata namun membawa hikmah. Rasanya lebih mudah mengambil hikmah dibanding membaca artikel panjang dan lebar. Bukan berarti tulisan yang berbentuk artikel itu tidak bagus, ya, Mas Feri (^_^) namun bagi penyuka novel sepertiku agak malas membaca artikel yang rumit dan panjang. hehe
Tapi memang semua tergantung selera (si penulis dan pembaca). Aku yakin sebetulnya tak masalah jika kita menulis tentang diri kita, pengalaman pribadi dan keluarga kita asalkan dalam taraf yang wajar, tidak terlalu narsis dan yang justru penting, membawa manfaat buat yang membaca. Dan untuk menulis seperti ini, jelas, butuh "jam terbang".
Satu hal lagi, blog, menurutku sangat merefleksikan si pemilik. Sejak awal, blog populer sebagai diary yang bisa dibaca banyak orang di dunia maya. Terlepas dari apa isi dari sebuah blog, bagiku, blog menjadi sarana yang sangat bagus untuk berlatih menulis. Banyak penulis yang akhirnya bisa bikin buku dari kumpulan tulisannya di blog. Dan cara paling mudah untuk menulis, menceritakan pengalaman pribadi. Bayangkan saja, kita sedang bercerita ke teman atau saudara kita, namun kita tulis. Simple dan gampang. Dari sana kita bisa mengembangkan tulisan dalam berbagai bentuk.
Jadi begitu teman-teman. Meski belum banyak komen di blog ini, kuharap kalian membaca tulisan-tulisan di sini. Tak apa-apa tidak memberi komentar/saran, yang penting kalian merasa nyaman membaca, terhibur dan semoga..para pembaca mendapat manfaat/hikmah/inspirasi dari blog ini. Hingga tidak memperberat pertanggungjawabanku di akhirat nanti ^_^
Sekian..