Seringkali aku malu. Orang boleh bilang aku jurnalis atau wartawan. Yang kerjaannya wawancara, membaca dan menulis. Tapi seringkali aku menulis, karena tugas kantor. Memang aku menulisnya dengan senang hati tanpa unsur keterpaksaan sedikitpun. Tak jarang aku justru bersyukur karena dengan menulis sebuah tema, artinya aku belajar pula tentang sesuatu. Tapi bukan itu yang membuatku malu.
Aku malu karena aku sering menulis karena tugas. Beda sekali, bukan, dengan mereka yang rajin menulis di blog atau web pribadi karena suka menulis. Dulu, waktu aku belum kerja di media, aku juga rajin nulis. Di Blog, nulis di buletin punya adik-adik tingkat di kampus. bahkan aku pernah nulis artikel, lalu kudesain seperti buletin dan kusebar pada orang-orang terdekat. Sepertinya bisa menulis seperti itu lebih hebat. Itu bagiku, entah bagi orang lain.
Aku punya blog. Satu di multiply yang sudah kubuat bertahun2 yang lalu. Tapi 3 tahun terakhir nyaris tak pernah ku update. Dulu aku juga punya blog di friendster. Saat friendster mau nutup lapak, aku dah download tulisan-tulisanku di sana. Tapi entah kenapa kumpulan file yang kudownload malah gak bisa kubuka. Sedih rasanya kehilangan salah satu catatan kehidupanku.
Blog yang ini, kubuat beberapa bulan yang lalu, dengan harapan bisa kuisi dengan rutin. sekaligus menyelaraskan dengan pekerjaanku sebagai wartawan. Tapi apa yang terjadi? Seperti kalimat pertama dari tulisan ini. Aku sungguh malu. Karena masih jarang nulis di blog. Dengan alasan sibuk. Bertameng deadline.
Entahlah, sepertinya aku belum menjadi penulis beneran. Yang menulis dengan jiwa. Yang selalu rindu bercerita lewat tulisan. Yang isi tulisannya menggerakkan jiwa mereka yang membacanya.
Hari ini aku berjanji, insya Allah, akan lebih rajin menulis di blog. Berbagi cerita. Menulis dengan hati. Mendidik diri sendiri untuk lebih rajin berbagi. Melalui tulisan..
Menulis
20.58 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar