Menyayangi Anak asuh seperti Anak Sendiri
Pertengahan Oktober 2011 lalu aku wawancara dengan ibu Endang Yuli Purwanti yang biasa dikenal dengan ibu Yuli Badawi. Beliau guru agama di SMA 4 Bandung.
Yang menarik, perempuan asli Ngawi ini bersama suaminya, Ahmad Badawi, mengasuh 12 anak dari -dari berbagai latar belakang- selain 4 anak kandungnya.
Ada anak yang 'dibuang' orangtuanya, ada pula yang sengaja dititipkan orangtuanya pada keluarga ini. Semua anak menyimpan cerita yang berbeda yang sebagian sudah dituangkan Yuli dalam buku "Rumah Seribu Malaikat."
Mengapa Yuli mau melakukan hal ini? Menurut pengakuan ibu yang tinggal di Bandung ini, ia spontan saja melakukan hal ini. Seperti saat ia mengambil Azzam, balita pertama yang diasuhnya. Waktu itu ia ditelpon oleh dukun bayi sekaligus tukang urut langganannya yang menyatakan ada bayi yang ditinggal orang tuanya. Segera Yuli melihat kondisi bayi tersebut dan ia langsung jatuh hati. Bayi itu menjadi anak asuh pertama yang dia rawat sejak bayi.
Sebelum Azzam, Yuli juga sudah mengasuh Yuni Riyanto, murid SMA 4 Bandung yang terancam DO karena orangtua tak sanggup membiayai. Yuli lalu mengajak Yuni tinggal di rumahnya hingga saat ini. ia juga menyekolahkan Juni hingga lulus PT. Bahkan Juli 2011 lalu Yuli baru saja menikahkannya dengan gadis pilihan Yuni sendiri.
Yuli menyayangi semua anaknya seperti anak sendiri. Semua fasilitas yang diberikannya sama dengan anak kandung. Setiap saat masuk sekolah, Yuli sibuk memilihkan sekolah yang terbaik bagi putra putrinya.
Lalu darimana biaya untuk ke-16 anak tersebut? Padahal ia juga bukan orang yang kaya raya. Sang suami 'hanya' pegawai dan ia sendiri PNS. Mereka justru merasa mendapat keberkahan rezeki semenjak mengasuh anak-anak malang ini. Alhamdulillah kini mereka memiliki usaha warung makan. Mulai oktober 2011, rumah Yuli juga menjadi pusat training metode pembelajaran Al-Qur'an yang ia beri nama "Rumah Qur'ani"
Jadi Yuli dan suami MEMBIAYAI SENDIRI anak-anak tersebut. Maksudnya mereka tidak meminta pada siapapun atau membuka kotak sumbangan. Alhamdulillah ada beberapa sahabat Yuli yang membantu. Juga rezeki dari arah yang tidak pernah mereka sangka.
"Allah yang mengarahkan saya melakukan hal ini. Dan Allah sangat 'bertanggungjawab' terhadap apa yang saya lakukan," tuturnya berkaca-kaca.